Medianda – Sahabat medianda Dede Siti Hindun. Nama perempuan ini sudah tak asing bagi warga Kampung Empangsari, Kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Saban Jumat, dia berpatroli. Bak polisi.
Tapi bukan untuk menangkap maling. Melainkan untuk mengingatkan para lelaki Muslim yang sudah akil baligh untuk melaksanakan Sholat Jumat.
"Shalatlah kamu sebelum disahalatkan." Kata-kata itu menjadi pemacu Mak Gober (64) untuk mendorong warga di kampungnya selalu menjalankan ibadah tepat waktu. Terutama, bagi kaum pria, agar senantiasa mendirikan shalat, sesuai perintah Tuhan.
Wanita bernama asli Dede Siti Hindun ini merupakan sosoknya tidak asing bagi warga Plered dan Purwakarta. Sebab, lebih dari 10 tahun terakhir, dia mempunyai kebiasaan untuk melakukan sweeping terhadap laki-laki yang berkeliaran menjelang Shalat Jumat.
Dengan membawa tongkat kecil, Mak Gober menyisir ke pusat-pusat keramaian, seperti pasar hingga permukiman warga. Pangkalan ojek, sopir angkot hingga pengguna jalan juga tidak luput jadi sasarannya.
Jarak yang disisirnya cukup jauh, dan itu hanya ditempuhnya dengan berjalan kaki. Targetnya jelas, kaum pria yang masih berleha-leha, atau mereka yang masih bekerja, padahal waktu shalat Jumat hampir tiba.
"Hayo ka masjid, shalat tong cicing wae, shalat burukeun jumaahan (hayo cepat cepat ke masjid, jangan pada diam, cepetan Shalat Jumat)," teriak Mak Gober saat menemukan pria yang belum bersiap ke masjid, Jumat (14/10).
Menurut warga, aksi mulia yang dilakukan wanita 64 tahun itu telah berlangsung lebih dari 10 tahun, bahkan dia rela menanggung resiko. Tidak sedikit cacian dan makian yang diterima warga sampai ke telinganya, namun itu semua tidak membuatnya gentar.
"Iya awalnya dulu dia sering dapat cacian dan makian, parahnya lagi sampai dicerai sama suaminya," kata salah seorang warga juga berprofesi sebagai sopir angkot, Dedi.
Perceraian itu terjadi sebab suaminya menganggap Mak Gober keluar batas, dan dianggap terlalu usil terhadap kelakuan warga. Kini, tidak hanya warga, tokoh agama di tempat tinggalnya ikut memberikan dukungan.
"Kalau sekarang mah pada ngedukung, termasuk pak ustad," terang Dedi. Mak Gober mengaku saat ini berjualan gas, ia nekat melakukan sweeping dan mengobrak abrik kaum pria yang lalai menjalankan shalat, terutama pada saat Jumatan. Lantaran, dia merasa resah melihat para pria berleha-leha dan berdiam diri, padahal waktu Shalat Jumat sudah tiba.
"Iyah awalnya emak resah waktu liat laki-laki yang hanya diam di warung, ngumpul dan berteduh di bawah pohon, dan masih di jalan sampai masih bekerja. Padahal diwajibkan bagi pria untuk Shalat Jumat," jelas Mak Gober.
Dia semakin kuat dalam pendiriannya untuk terus melakukan aksinya, ia yakin sedang menjalankan syiar Islam sesuai kemampuannya. Apalagi, dia mendapat sokongan kuat dari ulama setempat.
"Wilayah Plered ini kan daerah santri, jadi malu kalau kelakuan warganya tidak nyantri," ujar Mak Gober.
Mak Gober berjanji selama masih mampu berjalan dan melakukan kegiatan serupa. Maka sweeping di hari Jumat akan terus dilakukan. Dia juga berharap di usia senjanya tetap diberi kesehatan oleh Yang Maha Kuasa, serta ada generasi yang melanjutkan perjuangannya agar setiap orang selalu mendirikan shalat.
"Dulu saya tidak sendiri, namun saat ini hanya saya dan Mak Ani, teman saya, yang masih melakukan ini. Karena yang lain tidak kuat mentalnya untuk dicibir," terang Mak Gober.
Mak Gober juga berpesan, agar semua kaum muslim agar tahu dan sadar jika ibadah ialah kewajiban dan hak bagi setiap umat islam untuk menjalankannya, terlebih tidak ada paksaan dari pihak manapun.
"Pesan saya titip semua umat Islam dapat menjalankan semua tentang kewajiban dan aturan yang berlaku dalam agama. Tentu dengan niat tulus tanpa ada maksud lain," katanya.
Semoga bermanfaat.
Sumber:merdeka.com