Kategori

Begini Niat Puasa Ramadhan Yang Sesuai Sunnah Nabi

By On Mei 26, 2017

Medianda – Sahabat medianda  puasa di bulan ramadhan merupakan rukun islam yang wajib kita lakukan. Selama satu bulan, semua orang Islam wajib berpuasa. Setiap ibadah, Allah nilai sesuai dengan yang diniatkan hamba-Nya.



Nah… sahabat medianda, karena pentingnya niat dalam suatu ibadah. Maka kita harus berniat lillahi ta’ala. Bagaimana niat puasa ramadhan sesuai sunnah Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam? Berikut ini penjelasan lengkapnya…

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّمَا الأَعْمَالُبِالنِّيَّاتِ

Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

1. Niat itu syarat sahnya puasa

Seorang muslim yang akan melaksanakan puasa wajib, maka wajib berniat puasa sebelum masuk waktu subuh. Hal ini berdasarkan hadis dari Hafshah radhiallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من لميُبَيِّتِ الصيامَمن الليلفلا صيامَله

Barangsiapa yang belum berniat puasa di malam hari (sebelum subuh) maka puasanya batal.” (HR. An Nasa’i dan dishahihkan Al Albani)

Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ لَمْيُجْمِعِ الصِّيَامَقَبْلَ الْفَجْرِ،فَلَا صِيَامَلَهُ

Barangsiapa yang belum berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Daud, Ibnu khuzaimah, baihaqi)

2. Niat itu di dalam hati

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,

وَالنِّيَّةُ مَحَلُّهَاالْقَلْبُ بِاتِّفَاقِالْعُلَمَاءِ ؛فَإِنْ نَوَىبِقَلْبِهِ وَلَمْيَتَكَلَّمْ بِلِسَانِهِأَجْزَأَتْهُ النِّيَّةُبِاتِّفَاقِهِمْ

Niat itu letaknya di hati berdasarkan kesepakatan ulama. Jika seseorang berniat di hatinya tanpa ia lafazhkan dengan lisannya, maka niatnya sudah dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama.” (Majmu’ Al Fatawa)

كُلُّ مَنْعَلِمَ أَنَّغَدًا مِنْرَمَضَانَ وَهُوَيُرِيدُ صَوْمَهُفَقَدْ نَوَىصَوْمَهُ سَوَاءٌتَلَفَّظَ بِالنِّيَّةِأَوْ لَمْيَتَلَفَّظْ . وَهَذَافِعْلُ عَامَّةِالْمُسْلِمِينَ كُلُّهُمْيَنْوِي الصِّيَامَ

Setiap orang yang tahu bahwa esok hari adalah Ramadhan dan dia ingin berpuasa, maka secara otomatis dia telah berniat berpuasa. Baik dia lafalkan niatnya maupun tidak ia ucapkan. Ini adalah perbuatan kaum muslimin secara umum; setiap muslim berniat untuk berpuasa.” (Majmu’ Fatawa, 6:79)

Dalam I’anatut Thalibin –salah satu buku rujukan bagi syafiiyah di Indonesia–, Imam Abu Bakr ad-Dimyathi As-Syafii juga menegaskan:

أن النيةفي القلبلا باللفظ،فتكلف اللفظأمر لايحتاج إليه

Sesungguhnya niat itu di hati bukan dengan diucapkan. Memaksakan diri dengan mengucapkan niat, termasuk perbuatan yang tidak butuh dilakukan.”(I’anatut Thalibin, 1:65)

Imam An-Nawawi mengatakan:

النية فيجميع العباداتمعتبرة بالقلبولا يكفيفيها نطقاللسان معغفلة القلبولا يشترط

Niat dalam semua ibadah yang dinilai adalah hati, dan tidak cukup dengan ucapan lisan sementara hatinya tidak sadar. Dan tidak disyaratkan dilafalkan,…” (Raudhah at-Thalibin, 1:84)

3. Niat sebelum fajar

Dalilnya adalah hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Hafshoh –istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْيُجْمِعِ الصِّيَامَقَبْلَ الْفَجْرِفَلاَ صِيَامَلَهُ

Barangsiapa siapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka puasanya tidak sah.”(HR. Abu Daud no. 2454, Tirmidzi no. 730, dan Nasa’i no. 2333)

4. Niat puasa dilakukan setiap hari

Niat ini harus diperbaharui setiap harinya. Karena puasa setiap hari di bulan Ramadhan masing-masing hari berdiri sendiri, tidak berkaitan satu dan lainnya, dan tidak pula puasa di satu hari merusak puasa hari lainnya. Hal ini berbeda dengan raka’at dalam shalat. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah). Wallahu’alam.


Semoga bermanfaat.

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==