PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) III mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG untuk wilayah Jawa bagian Barat memasuki masa transisi kebiasaan baru (new normal), yakni mulai mendekati konsumsi rata-rata konsumsi harian normal, sebelum diberlakukan kebijakan work from home (WFH) pada Maret lalu.
“Hal ini mencerminkan, persiapan masyarakat akan pemberlakuan masa transisi normal baru ini pada 5 Mei, sehingga mulai beraktivitas dan keluar rumah, terlebih di kawasan Jakarta dan sekitarnya,” tutur Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR III Dewi Sri Utami dalam siaran pers Pertamina, Selasa, 9 Juni 2020.
Ia mengatakan sejak akhir pekan lalu kenaikan terjadi pada konsumsi BBM jenis gasoline (Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo) di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat mencapai 23 ribu Kiloliter (KL) per hari.
Berdasarkan data harian, penguatan konsumsi gasoil dan gasoline mulai terlihat sejak 3-6 Juni 2020. Di mana, konsumsinya dibandingkan kondisi normal turun hanya kisaran 10-15 persen.
Padahal, menurut dia sebelumnya, penurunan konsumsi BBM pernah mencapai lebih dari 40 persen. Meski memang, konsumsi ini masih menunjukkan penurunan sebesar 12 persen dari kondisi normal, yakni periode Januari-Februari 2020 sekitar 26 ribu KL per hari.
Penurunan konsumsi juga masih terjadi untuk produk gasoil (Solar, Dexlite, Pertamina Dex), sebesar 9.800 KL per hari atau masih turun 18 persen jika dibandingkan konsumsi normal.
aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah Jawa bagian Barat.Dewi menambahkan seiring dengan pergerakan konsumsi BBM, pihaknya memastikan pasokan BBM di masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjelang new normal aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah Jawa bagian Barat.
Di wilayah MOR III yakni Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, pasokan gasoline dan gasoil sangat mencukupi. Ketersediaan stok BBM lebih dari 21 hari, atau diatas ketahanan stok nasional.
Sementara itu, pada konsumsi LPG untuk sektor rumah tangga, yakni produk LPG subsidi 3 kilogram (Kg), Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg, mencapai 7.126 Metric Ton (MT) per hari. Konsumsi ini relatif sama dibandingkan konsumsi pada kondisi normal yaitu 7.150 MT per hari.
“Sejak pandemik Covid-19, konsumsi LPG di sektor rumah tangga bergerak variatif. Ada kenaikan LPG subsidi di beberapa wilayah. Namun untuk LPG Non Subsidi cenderung turun terutama di wilayah Jakarta," ujarnya.
Pasalnya, menurut dia beberapa warga yang semula berdomisili di Jakarta, kembali ke kampung asalnya. "Selain itu, tutupnya beberapa usaha kuliner dan restoran karena tidak beroperasi selama masa PSBB,” kata Dewi.
Tak hanya kesiapan BBM dan LPG, ketersediaan pasokan avtur merespon kebutuhan maskapai pesawat udara yang mulai kembali beroperasi juga dalam kondisi aman dengan ketahanan stock 50 hari.