Ilustrasi terong - Image from www.daquagrotechno.org
Kok bisa pencuri malah diberi hadiah?
Kisah ini dialami oleh Syekh Sulaim As-Suyuthi yang terjadi di kota Damaskus, ibu kota Dinasti Umayyah pada masa itu. Istimewanya, setelah mencuri bukannya dihukum, ia malah mendapatkan hadiah pernikahan bahagia. Begini kisah lengkapnya.
Di kota tersebut, terdapat sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Jami At-Taubah. Masjid At-Taubah ini dibangun seorang sultan pada abad ke-7, konon sebelumnya masjid itu adalah tempat hiburan, tempat kemaksiatan.
Dikisahkan Khaeron Sirin dalam bukunya. "Ketawa Sehat Bareng Para Ahli Fikih", syekh tinggal di salah satu ruangan masjid itu hingga hampir 70 tahun. Syekh sangat termashur dan dipercaya karena kejujurannya.
"Seringkali ia melewati hari-hari tanpa ada makanan sedikitpun ataupun sekeping uang untuk membeli makanan. Dalam kelaparan seringkali ia merasa kematiannya sudah dekat, tetapi ia menganggapnya sebagai ujian," katanya.
Suatu ketika ia menemui keadaan yang sedemikian gawat sebab sudah berhari-hari ia tidak makan, demi mempertahankan hidup ia harus makan apa saja. Keadaan yang sangat darurat yang dalam ilmu fiqih memperbolehkan seseorang untuk makan bangkai atau mencuri.
"Saat itu Sulaim memilih mencuri segenggam makanan," ujarnya.
Mencuri Makanan
Mendekati waktu ashar ia keluar dari masjid, jika di luar masjid ada yang memberinya makanan, Alhamdulillah. Namun jika tidak ia terpaksa harus mencuri.
Masjid At-Taubah berada di sekitar perkampungan yang rumahnya saling berdempetan dengan rumah lainnya. Terpikir oleh Syekh untuk melewati atas rumah-rumah penduduk itu. Ia berharap ada ada makanan yang dijemur di atas rumah.
Ia melihat sebuah rumah yang sedang kosong dan segera melangkah ke atap rumah itu, ia mencium bau masakan yang membuat air liurnya menetes.
Dengan dua kali lompatan ia sudah berada di atap rumah tersebut dan segera menuju dapur. Saat itu, ia melihat beberapa terong yang baru saja direbus.
"Karena rasa lapar yang tidak tertahankan lagi, ia langsung memakan terong itu tanpa peduli lagi panasnya makanan tadi," katanya. Namun, ketika hendak menelannya, nuraninya mengusiknya.
Segera Bertaubat Saat Menyadari Kesalahannya
Ia berkata,"Astagfirullah Auzubillahi minasy syaithan rajim."
"Aku mencuri? Aku mencuri? Mana imanku? Mana imanku? Aku berlindung kepada Allah. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Aku seorang muazin di masjid seorang penuntut ilmu, murid seorang ulama besar tetapi berani masuk ke rumah orang lain dan mencuri? Astagfirullah ini tidak boleh terjadi."
Akhirnya ia langsung mengeluarkan semua terong yang sudah ia kunyah di mulutnya dan mengembalikan terong yang telah ia gigit.
Air matanya terbit, menyesali perbuatannya dan merasa telah melakukan kejahatan besar. Ia kembali ke masjid dan sepanjang jalan terus menerus beristighfar.
Usai sholat ashar, ia duduk mengikuti dan mendengarkan pengajian sang guru di masjid sambil terus memikirkan perbuatannya siang tadi karena telah mencuri terong.
Setelah pengajian berakhir dan semua orang telah pergi, tiba-tiba datang seorang wanita dengan memakai cadar muka menghampiri gurunya. Lalu ia berkata kepada gurunya dengan ucapan yang sama sekali tidak dapat ia dengar.
Kemudian gurunya memanggilnya karena tidak ada orang lain lagi di sekelilingnya. Lalu ia bertanya apakah kamu sudah menikah.
"Belum jawabnya."
Guru bertanya lagi, “Apakah kamu ingin menikah?"
Ia terdiam perutnya semakin melilit, ia tidak memikirkan menikah tetapi memikirkan nasib perutnya yang sudah sekian hari tak terisi makanan secuil pun. Kemudian guru mengulangi lagi pertanyaan dan menjawab.
"Guru, demi Allah, untuk membeli sekerat roti pun saya tidak mampu, bagaimana mungkin saya menikah?" Gurunya itu tersenyum lalu berkata.
"Wanita itu bercerita bahwa suaminya baru saja meninggal. Masa iddahnya telah habis. Ia ingin mendapatkan suami lagi yang menikahinya sesuai sunnah Rasulullah SAW, agar tidak sendirian lagi, sehingga menutup kesempatan mereka yang ingin berbuat jahat. Apakah kamu mau menikahinya?"
Syekh menjawab, "Insya Allah saya mau." Dan si wanita tadi pun menerima Syekh sebagai suaminya.
Hadiah Pernikahan Bahagia dari Allah
Sang guru langsung menghadirkan dua orang saksi untuk melaksanakan akad nikah dan memberikan mahar untuk muridnya tersebut.
Setelah itu sang wanita membawa suaminya ke rumah. Sesampainya di rumah sang wanita membuka cadarnya, syekh kaget karena istrinya itu sungguh sangat cantik dan bahkan wajah istrinya putih bersinar.
"Ia semakin kaget, saat ia berada di rumah yang ia masuki," katanya.
"Apakah Anda sudah makan siang?" Tanya sang wanita.
Syekh menjawab, "Belum”.
Kemudian sang wanita mengajak Syekh ke dapur untuk makan, namun saat membuka tutup panci betapa kagetnya sang wanita kemudian berkata.
"Mengherankan, siapa yang berani masuk rumah ini dan menggigit terong ini! Mungkin orang yang lancang ini tahu kalau aku janda saja beraninya ya masuk rumah ini!"
Mendengar hal itu, Syekh menangis dan ia kemudian menceritakan yang kejadian yang terjadi. Ia pun langsung meminta maaf kepada istrinya tersebut.
Wanita itu pun menangis mendengar cerita suaminya seraya berkata, "Kau lulus ujian, suamiku. kamu menjaga dirimu dari perbuatan haram. Sebagai gantinya Allah memberikan terong ini semua bahkan pemiliknya dan seisi rumahnya secara halal."
Sejak itu ia tinggal bersama istrinya yang cantik, salehah, dan cerdas. Dan dengan hartanya ia menuntut ilmu dan kemudian menjadi seorang ulama besar.
Masyaallah, begitu besarnya ganjaran orang yang bertaubat dan mau menjaga diri dari segala hal yang Allah haramkan. Semoga, kita termasuk golongan orang yang senantiasa menjaga iman dimanapun kita berada dan dalam kondisi apapun.
sumber : wajibbaca.com