Kategori

MANTAP DAN AMAZING.!! Hanya di Maluku, Sungai INI BERDINDING keramik.!!

By On November 04, 2020

Indonesia memang negara yang beragam budaya dan adat-istiadat, terutama di daerah Maluku ini, Kehidupan warga di desa ini sepertinya paling unik di Indonesia.

Bagaimana tidak, air sungai yang airnya bersih mengalih hingga ke depan rumah.
Pemandangan menarik ini hanya ada di Desa Sawai, Kecamatan Seram Utara, Pulau Seram, Maluku Tengah. 



Yang lebih keren lagi, dinding sungai sudah dipasang keramik. Sungguh luar biasa dan menakjubkan,
Hingga sekilas sungai ini tidak ubahnya seperti kolam renang.
Karena tinggal di daerah yang dikelilingi air, warga Desa Sawai juga menggantungkan hidup mereka pada sungai ini

Kegiatan mandi, membersihkan baju, dan mencari rejeki juga bersumber dari sungai ini.
Bentuk sungai ini lain dari pada biasanya karena mengalir segera di depan tempat tinggal warga.
Keunikannya tidak berhenti sampai disitu.
Sungai ini yang dimaksud Air Asinahu ini dahulu terasa tawar.
Tetapi saat ini, waktu pasang datang, air laut juga masuk ke dalamnya. Hebatnya lagi, air ini tetap jernih bebas kotoran dan sampah karena warga begitu melindungi kelestariannya.

Di bawah ini adalah keindahan Sungai Air Asinahu dan Desa Sawai : 
1. Walaupun digunakan untuk mencuci, sungai tetap bersih dan jernih. 
2. Keramiknya juga tetap bersih.
3. Warga Desa Sawai masing-masing melindungi kelestarian dan kebersihan sungai. 
Semoga daerah lain juga mengikuti jejak Kota Maluku ini,,agar sungai terasa bersih dan indah serta terlihat sejuk bak kolam renang.

Kampung Janda
Situasi di Kampung Janda sekilas sama dengan kampung biasanya, banyak warga yang melakukan kegiatan di sekitar tempat tinggalnya.
Tetapi saat siang hari, di Kampung Janda ini, kegiatan warganya lebih didominasi oleh beberapa wanita dan anak-anak. 



Ibu-ibu mengenakan daster, tampak asik mengobrol di warung, atau di depan rumah mereka. Sementara beberapa suami dan anak lelakinya yang telah besar, jarang terlihat karena sebagian besar sedang bekerja di galian pasir, diatas bukit.
Sebagian, tidak memiliki suami karena suaminya meninggal, atau karena cerai.
Kampung Panyarang di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor ini memanglah akrab disapa Kampung Janda oleh warga sekitar, karena banyak perempuannya yang menjadi janda.
Usianya bermacam, dari mulai 14 tahun hingga lansia sekitaran 60-70 tahun.

" Di RT saya saja, dari 65 kepala keluarga (KK) , ada sekitaran 30 wanita yang menjanda, " kata Ketua RT 05, Ade Suryadi pada TribunnewsBogor. com.
Beberapa wanita itu, kata dia, menjanda akibat banyak hal, ada yang suaminya meninggal tertimbun galian pasir, atau meninggal karena penyakit.

 " Di kampung sini kan sekitaran 80 % warganya bekerja sebagai penambang galian diatas, " katanya. Ia menjelaskan, satu tahun lebih yang lalu pernah terjadi longsor di galian pasir hingga menewaskan beberapa ratus orang.

 " Nah maka dari itu istri-istrinya pada menjanda, dan longsor yang menelan korban jiwa disana bukanlah sekali dua barangkali, " tuturnya.
Diluar itu, faktor nikah muda di kampung itu juga jadi penyebabnya banyak wanita yang menjanda.

 " Disini ada yang usia 17 tahun sudah jadi janda 2 x, 12-14 sudah pada menikah dan jadi janda. Saya saja telah miliki cucu, walau sebenarnya umur masihlah 30 tahunan, " katanya sambil tertawa.
Karena minimnya pendidikan, pada akhirnya beberapa orangtua mengambil keputusan untuk menikahkan anak perempuannya walau masihlah berumur dini. 

 " Rata-rata disini mah lulusan SD semuanya, jarang ke SMP. Ingin sekolah SMP terlebih ke SMA jauh, hanya ada SD disini. Maka dari itu daripada bengong-bengong dirumah ya sudah nikahin saja, " jelasnya.

Kampung Janda atau Kampung Panyarang ini, masuk dalam lokasi RW 07, dan terbagi dalam lima RT. " Rata-rata satu RT itu ada sekitaran 60 KK, jadi satu RW ada sekitaran 300 KK, saya tidak hafal jumlah tentunya, " kata Ketua RW 07, M Endang Iskandar menambahkan.
Wilayah RT 05 ini, kata dia, masuk wilayang Kampung Panyarang Lebak, karena tempatnya paling bawah.

" Bila diatas, RT 01-03 semakin banyak lagi jandanya. Karena semuanya warganya kerja di galian, " kata dia.
Tidak hanya lelakinya yang bekerja sebagai penggali pasir dan pemecah batu, beberapa perempuannya juga bekerja sebagai penyaring pasir. (Tania Natalin/Vivi Febrianty) .

sumber : www.bogor.tribunnews.com

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==