Kategori

Sang Pujaan Hati

By On April 27, 2011

Hari ini pertama kalinya aku masuk sekolah. Sekolahku yang baru. Di awali dengan bismilah mudah-mudahan hari ini semua lancar dan membuat aku ceria. Ku naiki sepeda motorku yang agak butut namun masih lincah. Ngeeng…!!!. Setelah beberapa menit pejalanan akhirnya aku sampai juga di depan gerbang Sekolahku yang baru. Di dekat gerbang terlihat seseorang yang tubuhnya agak lumayan besar dan juga berotot dengan kumisnya juga tebel dan memakai seragam security. Dalam hati berkata “ Huh….!! Gila satpamnya sanggar banget , jangan sampai aku telat sekolah di sini bisa-bisa aku mati di telan si satpam. Karena kebiasaan lama waktu masih SMP dulu sering telat. He,ee…sambil tersenyum aku menyapa Pak satpam “ Pagi Pak..!!” aku langsung masuk ke halaman sekolah dan menuju tempat pakir.

Ketika masuk kelas suasananya serba baru. Ruangan baru, teman-teman baru, pokoknya serba baru deh. Namun satu hal ada yang belum baru ? suasana hatiku. Hatiku hampa, aku butuh sesuatu yang dapat mengisi hati ini. Belum ada semangat dalam hati ini yang membangkitkan aku agar bersikap lebih ceria. Mungkin karena belum ketemu dengan gadis itu. Gadis yang membacakan puisi waktu acara MOS dulu. Aku kagum padanya. Ah sudahlah...!!! Waktu pun berlalu akhirnya jam menunjukkan pukul 14.00 tepat. Waktunya untuk pulang. Bel sekolah pun berbunyi Tet.....tet.....tet...... sampai tiga kali. Kami pun berhamburan pulang.


Di perjalanan pulang aku melihat seorang gadis yang sangat cantik menurut penilaianku. Maklum anak SMA liat bening dikit...ya gitu deh. Dia sedang berdiri di pinggir jalan, mungkin dia sedang menunggu mobil angkutan untuk pulang. Sepertinya wajah itu wajah yang ku kenal. Aku berhenti sejenak dan ku perhatikan gadis itu. Kayaknya dia satu sekolah dengan ku tapi aku tak tahu siapa gadis itu. Setelah cukup lama aku memperhatikan gadis itu aku mulai teringat, dia adalah gadis yang membaca puisi waktu MOS dulu. Iya aku ingat... aku ingat betul puisi yang dia beri judul ” Padamu Seseorang” puisi yang menceritakan tentang kekecewaan seseorang terhadap sahabatnya yang tak lagi seperti dulu. Puisi yang dia baca mendapat sambutan yang meriah baik dari panitia MOS maupun peserta MOS, karena puisi yang di baca sangat menyentuh sekali. Aku pun semakin tertarik untuk memperhatikan gadis itu lebih lama. 15 menit kemudian Ia masih bediri di situ, nampaknya semua angkutan lagi penuh. Aku pun dengan setia menungguinya sambil memperhatikannya sampai ada mobil angkutan berhenti di depannya. Dan akhirnya mobil angkutan itu melaju sampai menghilang dari penglihatan mataku.

Keesokan harinya merupakan hari yang indah bagi ku, ada semangat baru dalam hidupku. Berniat bangun pagi-pagi untuk sekolah menemui ” sang pujaan hati”. Entah kenapa semenjak kegiatan MOS itu aku sering sekali membayangkan gadis itu. Wajahnya selalu terbayang-bayang di pikiranku. Ia membawa pesona lain dari yang lainnya. Matanya yang bulat , senyumnya yang indah membuat aku kelepek-kelepek ketika menatapnya, kulitnya yang putih mulus, suaranya yang khas, ditambah lagi rambutnya yang panjang nan lurus dan semakin indah lagi ketika rambut itu ia urai. Maka pantaslah kalau dia aku sebut ” sang pujaan hati”.

Hampir setiap pagi aku selalu berangkat lebih awal ke sekolah berharap bertemu dengan sang pujaan hati. Biasanya sebelum bel masuk aku duduk-duduk dulu di teras depan kantor sekolah, sambil menanti sang pujaan hati. Karena di situlah satu-satunya pintu masuk menuju ruangan kelas kami. Sudah hampir satu tahun aku suka padanya, tapi sampai sekarang aku belum tahu siapa namanya dan di mana rumahnya. Oh.... pujaan hati siapa namamu ? Dan di mana rumahmu ?

Minggu ini aku ingin berencana pergi ke Toko buku. Aku ingin beli Novel karya Muhammad Alfaris, yang berjudul ” Cintai Aku Saja”. Katanya dinovel ini menceritakan tentang perjuangan seseorang untuk mendapatkan cinta sejatinya. Dan juga banyak strategi-strategi bagaimana menaklukkan hati para wanita. Makanya aku tertarik banget untuk beli novel ini. Namun sayang beribu-ribu sayang , sesudah sampai di Toko buku tersebut saya tanya tentang Novel ”Cintai Aku Saja” dengan penjaga Toko, ternyata sudah kehabisan. " maaf dek novel yang itu sudah habis mungkin minggu depan barangnya sudah ada lagi ” kata si penjaga Toko. Ya terpaksa deh pulang dengan hati agak kecewa.

Di perjalanan pulang hatiku semakin kecewa gara-gara gak jadi beli novel. Eh.... ini di tambah lagi , aku melihat sang pujaan hati berjalan bergandengan tangan dengan cowok lain. Perasaanku hancur setelah melihat kejadian itu. Aku tak rela melihat mereka berdua bergandengan tangan dengan mesranya. Hatiku sangat hancur. Ingin sekali memisahkan kedua tangan mereka. Tapi apa dayaku ? Aku bukan siapa-siapanya. Aku tak tahu harus gimana lagi ?

Semenjak melihat kejadian kemaren aku jadi gak punya semangat lagi untuk hidup. Pikiranku kemana-mana, makan terasa tak enak, tidurpun tak nyenyak. Aku binggung harus bagaimana ? Perasaanku tak tenang. Hatiku hancur, ternyata aku lagi patah hati. Aku tak tahu harus berbuat apa kali ini ?

Sebulan kemudian aku denger kabar kalau dia sudah putus dengan cowoknya. Aku seneng sekali berarti masih ada kesempatan nih...!! He,ee... Kali ini aku bertekad harus bisa mengenal dia. Masak suka dengan seorang cewek satu sekolah kenal saja gak bisa ? Iya sih, tapi aku tu orangnya pemalu. Jadi agak susah kalo deketin cewek. Apalagi cewek itu, cewek yang aku suka. Wiihh... gemeteran rasanya, di badan ini rasanya ada gempa, mulut pun terasa terkunci gak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.

Hari berlalu, ada yang beda dari gadis itu. Rambutnya sekarang tak lagi panjang. Ia potong rambut hingga pendek banget. Kayak potongan Polwan. Dulu rambutnya yang terurai indah kini tak lagi. Namun dia tetaplah sang pujaan hati, ia tetap cantik koq bagiku. Hari semakin berlalu, semakin lama aku perhatikan dari hari ke hari minggu ke minggu sang pujaan hati koq banyak berubah ya ! Kini ia mulai pakai jilbab, walaupun masih awut-awutan alias acak-acakan tapi ia makin cantik lho... kalau pake jilbab. Dia makin anggun. Aku semakin heran, melihat perubahan si pujaan hati. Rambutnya yang lurus kini tak lagi kelihatan, kulitnya yang putih mulus kini semua tertutup rapat. Bahkan akhir-akhir ini aku sering lihat pujaan hatiku pake baju jubah (gamis gitu). Entah ada apa dengan pujaan hati ku ?

Semakin hari aku semakin penasaran dengan sang pujaan hati ku, tentang perubahannya ? Hari ini aku melihat dia pergi dengan baju gamisnya. Kebetulan hari ini adalah hari minggu, mumpung hari libur aku beranikan diri untuk mengikutinya dengan diem-diem, dan berusaha jangan sampe ketahuan olehnya. Sesampai disana dia masuk dalam sebuah gedung, entah gedung apa ? Dan disana ada tulisan dalam spanduk ” Menuju Generasi Rabbani”. Oh... acara seminar to..!! Aku jadi tertarik dan mengikuti seminar tersebut sampai selesai. Pada akhirnya hatiku tersentuh oleh beberapa kalimat, ketika pembicara itu mengatakan ”... Seperti para mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agamanya, sebetulnya bukan kemenangan yang terpenting bagi mereka, karena menang kalah itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting baginya adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena Allah dan selama berjuang itu akhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan rugi orang yang mampu seperti ini, sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala dan kemenangan, kalaupun terbunuh berarti berarti ia menjadi syuhada ”. Karena beberapa kalimat itulah aku terpanggil tuk mempelajari lebih dalam tentang agamaku ini. Tanpa terasa sang gadis pujaan hati pun telupakan olehku.

Sudah hampir satu tahun lebih aku belajar tentang Islam. Dari mulai ikut pengajian sampai membaca buku-buku tentang Islam. Dan aku semakin dewasa, kini aku gak anak SMA lagi. Aku sudah kuliah, aku sudah menjadi mahasiswa. Disinilah Allah menganugerahkan temen-temen yang luar biasa, yang menurutku terlalu hebat untuk orang awam seperti aku. Mereka yang selalu bertutur kata sopan. Mereka sangat menjaga pergaulan, terutama terhadap lawan jenisnya. Mereka yang tetep berprestasi walaupun disibukkan banyak kegiatan. Mereka saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran. Mereka biasa disebut ikhwan-akhwat. Ah ..! ternyata satu episode kehidupan baru saja keluar dari persembunyiannya. Episode hidup yang paling berharga yang belum pernah aku jalani sebelumnya.

Kini aku tahu bagaimana pergaulan dalam Islam. Aku tahu semuanya. Tak seharusnya lagi aku masih memikirkan tentang gadis itu ” sang pujaan hati ”. Aku tahu aku harus melupakan segalanya tentangnya. Dan aku sadar bahwa cinta sejatiku hanyalah milik Allah dan Rosul-Nya. Tak sepantasnya lagi aku mencintai sesuatu sebelum mendahulukan cinta kepada Allah dan Rosul-Nya. Lagi pula dalam Islam itukan gak ada yang namanya pacaran. Kalau jodoh pasti takkan kemana.

Selama masa perkuliahan aku tak lagi memikirkan tentang sang pujaan hatiku itu. Aku mulai melupakannya. Alhamdulillah sekarang di masa perkuliahan, nilai akademik ku semakin membaik, tak seperti waktu SMA dulu. Akhirnya, kuliahku selesai juga. Kini aku sudah bekerja sebagai guru di salah satu SMA Negeri yang ada di kota ku . Orang-orang bilang aku sangat beruntung sekali. Belum lama lulus kuliah langsung di terima sebagai pegawai negeri. Mungkin ini suatu karunia dari Allah yang diberikan kepada hambanya yang mau berusaha mendekatkan diri kepada Allah tuhan semesta alam.

Dan yang lebih mengembirakan lagi tentang sang gadis pujaan hatiku dulu. Sekarang aku sudah tahu siapa namanya, bahkan alamat rumahnya. Namanya Alina Hafidhah Ghadah tertulis di atas kartu undangan bersama dengan namaku Kara Luthfi Setiawan. Besok Insya Allah kami akan menikah. Memang kalau jodoh takkan kemana.

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==