Pernikahan itu urusan kesepakatan.
Kalau urusan masak saja jadi kendala hingga saling menyalahkan satu sama lain, mendingan nikahnya ditunda dulu hingga benar-benar siap.
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat dari dulu hingga sekarang, salah satunya adalah anggapan bahwa wanita yang sudah menikah, wajib bisa memasak.
Hal ini pula yang disampaikan oleh salah satu pengguna Twitter.
Sebuah Tweet akhir-akhir ini menjadi viral setelah menimbulkan perbincangan hangat antara warganet.
Cuitan itu dibuat oleh @tsnatos_o yang isinya keluhan soal manjanya wanita zaman sekarang yang tidak bisa memasak makanan untuk suami.
Tweet itu disukai oleh ribuan orang, namun pada saat yang sama juga ditentang oleh banyak pengguna Twitter.
"Cwe jaman sekarang kalo disindir ga bisa masak langsung marah marah dan ngomong "cari istri apa babu" aneh banget si menurut gua. Gaada hubungannya masak sama babu, emang dasarnya lo aja yang manja maunya di nafkahin tapi gamau nyenengin keluarga." cuitnya
Cowo jaman sekarang yg langsung marah kalo disindir "cari istri apa babu" tiap kali mereka nuntut istri harus bisa masak, itu aneh banget si menurut gue.— tomanurung (@fadlanous) May 13, 2020
Gaada hubungannya istri bisa masak dgn sifat manja, emang dasarnya lo aja yang patriarkis dan terbiasa dilayani jadi cowo. ðŸ¤
Ia pun melanjutkan "Kalaupun emang enggak bisa masak ya minimal ada usaha buat belajar, suami enggak bakal nuntut lo harus bisa. Istrinya Ruben Onsu aja masih mau masak. Lah lo cuma bocah gang belagu banget, kayaknya istri masakain suami tuh hina banget di mata lo."
Tweetnya itu pun kemudian direspon balik oleh @fadlanous yang memiliki opini berbeda dengannya.
Menurutnya, perihal memasak itu bukanlah keahlian wajib dan secara eksklusif hanya dilakukan oleh wanita saja. Ia pun mempertanyakan mengapa hanya istri yang dituntut untuk belajar masak sedangkan suami tidak?
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, seiring semakin banyaknya wanita yang meniti karier secara profesional, diikuti juga dengan berkurangnya wanita yang bisa dan aktif memasak di dapur rumahnya.
Penyebabnya karena karier itu sendiri, yang menyita lebih banyak waktunya di kantor untuk bekerja, dibandingkan mengasah kemampuan memasaknya di rumah
Hal ini sebenarnya merupakan fenomena yang sudah terjadi sejak lama, namun semakin terasa di generasi milenial.
Mengacu pada pernyataan dari @fadlanous di atas, ada benarnya juga untuk mempertanyakan mengapa tuntutan memasak hanya dibebani pada istri saja.
Toh, gerakan emansipasi wanita telah membawa perempuan yang sebelumnya "terkurung" di dapur menjadi ke ranah perkantoran.
Hingga kini memang lebih banyak wanita daripada pria yang piawai memasak, namun persentase itu berbeda apabila dilihat dari karier profesional. Karena tak diragukan lagi, ada lebih banyak koki pria dibandingkan wanita.
Lalu apa yang harus dilakukan jika suami dan istri tidak ada yang bisa memasak? Kuncinya ada pada komunikasi yang baik dalam rumah tangga.
Keduanya bisa mulai belajar memasak bersama, bahkan waktu ini bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan untuk keduanya.
Piawai dalam hal memasak pasti membawa keuntungan bagi masing-masing gender, sebab urusan perut merupakan keterampilan dasar untuk hidup lebih mandiri.
Apabila keduanya belum punya waktu untuk belajar masak, toh bisa memesan makanan yang lebih terjamin enaknya
Bagaimana menurut Anda?