Kategori

Secarik Kertas, Curhatan Detik-detik Meninggalnya Buah Hati Ibu ini yang Lawan Kanker

By On Februari 19, 2021



 Kisah yang mengoyak hati

Mungkin kisah berikut ini akan membuat kamu terhenyak dan terharu, seorang anak yang berjuang melawan ganasnya kanker. Sang ibu mencurhatkan detik-detik meninggalnya buah hatinya dalam secarik kertas.


Minggu kemarin Iskandar baru saja berkunjung ke rumah sakit.


Bersama sejumlah rekan sejawat, sebuah bingkisan tas diterima hasil pemberian Puan Rafidah Abdullah.


Iskandar sendiri punya profesi sebagai dokter badut.


Tugasnya menghibur sejumlah pasien yang membutuhkan.

Lebih tepatnya ia adalah dokter kanker yang senang menghibur pasiennya, yang memang semuanya terserang penyakit kanker, salah satunya almarhum Mohamad Izzul.


Yang kisah perjuangan melawan ganasnya kanker membuat dokter Iskandar tersentuh.


Sosok ini adalah adik almarhum Mohamad Izzul Hanif yang akrab disapa Amirul.


Amirul sebelumnya sempat dihibur oleh Iskandar Syah Ismail di bangsal kanker anak-anak, Rumah Sakit Sultan Ismail (HSI).


Bingkisan tas ini sebenarnya diberikan bertepatan upacara tahlil yang diadakan di rumah sakit tiap bulannya.


Kegiatan ini rutin digelar untuk memperingati anak-anak penderita kanker yang telah mafat.


Namun, pada bulan ini Iskandar tidak bisa hadir karena jadwal yang tumpang tindih.


Beruntung, orang tua Rafidah masih menyimpan bingkisan tas untuk Iskandar.


Saat dibuka pertama kali, ada cinderamata berupa paket handuk kecil dan piring serba guna.


Tiba-tiba, saat bungkusan handuk dibuka, ternyata terselip selembar kertas yang dilipat rapi.


Awalnya diduga ini adalah kertas doa tahlil yang pada umumnya didistribusikan.


"Dugaan saya salah!" tulis sang dokter badut di akun Facebook pribadinya.


Isi surat tersebut ternyata kabar wafatnya Muhamd Izzul Hanif pada 30 Agustus 2017.

Postingan asli dari Iskandar Syah Ismail yang menceritakan perjuangan Amirul melawan kanker, sebagaimana dikutip dari grid.id :

https://www.facebook.com/Iskandarsyahismail/posts/10155115366038244


Setengah jam sebelum dijemput Ilahi, Amirul sempat berpesan kepada sang ibu.


"Ibu, kakak sudah akan mati."


"Biarlah kakak mati, daripada menahan kesakitan ini."


Sebelum ajal menjemput, dirinya kembali bertanya.


"Ibu, kenapa susah, barang sekedar untuk mati?


"Ibu, sakitnya!!!"


"Ibu, bacakan lagi satu surat yassin ditelinga kakak."


Tidak sampai tamat surat yasin dibacakan, tiba-tiba Amirul kembali bicara.


"Sampaikan salam kakak untuk DB (Dokter Badut), teman-teman, dan sejumlah orang yang datang menengok kakak."


"Ibu, jangan lupa, kakak sudah akan pergi, ibu."


"Ibu, kakak akan masuk surga, ketemu teman-teman yang juga sakit seperti kakak."


Lalu ayah Amirul bilang seperti ini.


"Ayah rela kakak pergi."


"Ya, kakak silahkan pergi ke surga," imbuh sang ibu.


Tepat di jam 3 dini hari lebih 20 menit, Amirul mangkat dan meninggalkan segenap keluarga dan sejumlah makhluk yang turut mencintainya.


Surat ditutup dengan bacaan doa, "Al Fathihah. . . Aamiin."


Buntelan kertas yang diselipkan di handuk mengkisahkan getirnya detik-detik mangkatnya Amirul.


Kisah pedih ini dibagikan Iskandar di Facebook pada hari selasa (26/12/2017) dan terjadi di Tanah Jiran Malaysia.


Sejumlah netizen sudah membaca cerita dan mengaku tersentuh.


Puja-puji doa dipanjatkan agar Amirul dapat tenang di alam sana.

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==