Setiap hamba  Allah yang berusaha meneladani kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya,  tentu sangat mengharapkan akhir kesudahan yang baik. Allah telah  menetapkan tanda-tandanya diantara tanda-tanda husnul khatimah itu adalah:
Pertama,mengucapkan kalimah syahadat ketika wafat
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa yang pada akhir kalimatnya mengucapkan “La ilaaha illallah” maka ia dimasukkan kedalam surga.” (HR. Hakim)
Kedua, ketika wafat dahinya berkeringat
Ini berdasarkan hadits dari Buraidah Ibnul Khasib  adalah Buraidah dahulu ketika di Khurasan, menengok saudaranya yang  tengah sakit, namun didapatinya ia telah wafat, dan terlihat pada  jidatnya berkeringat, kemudian ia berkata,”Allahu Akbar, sungguh aku  telah mendengar Rasulullah bersabda: “Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahinya” (HR. Ahmad, AN-Nasai, at-Tirmidzi, Ibnu MAjah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas’ud)
Ketiga, wafat pada malam jum’at
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah “Tidaklah  seorang muslim yang wafat pada hari jum’at atau pada malam jum’at  kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari siksa kubur.” (HR. Ahmad)
Keempat, mati syahid dalam medan perang
Mengenai hal ini Allah berfirman:
Mengenai hal ini Allah berfirman:
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang  gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup disisi Tuhan-Nya  dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia  Allah yang diberikanNya kepada mereka dan mereka bergirang hati terhadap  orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka  bahwa tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka  bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang  besar dari Allah dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahal orang-orang  yang beriman” (Ali Imraan:169-171). Adapun hadits-hadits Rasulullah  shalallahu alaihi wassalam yang berkenaan dengan masalah ini sangat  banyak dijumpai diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Rasulullah bersabda:
“Bagi orang yang mati syahid ada 6 keistimewaan yaitu:
diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya didalam surga, dilindungi dari adzab kubur, dan terjamin keamanannya dari malapetaka besar, merasakan kemanisan iman, dikawinkan dengan bidadari, dan diperkenankan memeberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya didalam surga, dilindungi dari adzab kubur, dan terjamin keamanannya dari malapetaka besar, merasakan kemanisan iman, dikawinkan dengan bidadari, dan diperkenankan memeberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
2. Seorang sahabat Rasulullah berkata: “Ada  seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata: Wahai Rasulullah  mengapa orang mukmin mengalami fitnah di kuburan mereka kecuali yang  mati syahid? Beliau menjawab: Cukuplah ia menghadapi gemerlapnya pedang  di atas kepalanya sebagai fitnah.”
(HR. an-Nasai)
(HR. an-Nasai)
Catatan:
Dapatlah memperoleh mati syahid asalkan permintaannya  benar-benar muncul dari lubuk hati dan penuh dengan keikhlasan,  kendatipun ia tidak mendapatkan kesempatan mati syahid dalam peperangan.  Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Barang siapa yang memohon  mati syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan  menyampaikannya derajat para syuhada sekalipun ia mati diatas  ranjangnya.” (HR. Imam Muslim dan al-Baihaqi)
Kelima, mati dalam peperangan fisabilillah Ada dua hadist Rasulullah shalallahu alaihi wassalam:
1. Rasulullah bersabda: “Apa yang kalian  katagorikan sebagai orang yang mati syahid diantara kalian? mereka  menjawab : Wahai Rasulullah yang kami anggap sebagai orang yang mati  syahid adalah siapa sja yang mati terbunuh dijalan Allah. Beliau  bersabda: Kalau begitu ummatku yang mati syahid sangatlah sedikit. Para  sahabat kembali bertanya: Kalau begitu siapa sajakah dari mereka yang  mati syahid wahai Rasulullah? beliau menjawab: Barangsiapa yang terbunuh  dijalan Allah, yang mati sedang berjuang dijalan Allah, dan yang mati  karena penyakit kolera, yang mati karena penyakit perut (yakni  disebabkan penyakit yang menyerang perut seperti busung lapar, diare  atau sejenisnya) maka dialah syahid dan orang-orang yang mati tenggelam  dialah syahid.” (HR. Muslim, Ahmad, dan al-Baihaqi)
2. Rasulullah bersabda: “Siapa saja yang keluar  di jalan Allah lalu mati atau terbunuh maka ia adalah mati syahid. Atau  yang dibanting oleh kuda atau untanya lalu mati atau digigit binatang  beracun atau mati diatas ranjangnya dengan kematian apapun yang  dikehendaki Allah, maka ia pun syahid dan baginya surga.” (HR. Abu Daud,al-Hakim, dan al-Baihaqi)
Keenam, mati disebabkan penyakit kolera
Tentang ini banyak hadits Rasulullah meriwayatkannya diantaranya sebagai berikut:
1. Dari Hafshah binti Sirin bahwa Anas bin MAlik  berkata: “Bagaimana Yahya bin Umrah mati? Aku jawab: “Karena terserang  penyakit kolera” ia berkata:Rasulullah telah bersabda: penyakit kolera  adalah penyebab mati syahid bagi setiap muslim.” (HR. Bukhari,  ath-Thayalusi dan Ahmad)
2. Aisyah bertanya kepada Rasulullah tentang penyakit kolera. Lalu beliau menjawab; “Adalah  dahulunya penyakit kolera merupakan adzab yang Allah timpakan kepada  siapa saja yang dikehendaki-Nya kemudia Dia jadikan sebagai rahmat bagi  kaum mukmin. Maka tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah kolera lalu  ia menetap dikampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa  tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah tetapkan baginya pahala  orang yang mati syahid”. (HR. Bukhari, al-Baihaqi dan Ahmad)
Ketujuh, mati karena tenggelam
Kedelapan, mati karena tertimpa reruntuhan/tanah longsor
Dalil dari 2 point di atas adalah berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam: “Para  syuhada itu ada lima; orang yang mati karena wabah kolera, karena sakit  perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan, dan syahid berperang di  jalan Allah.” (HR.Imam Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan Ahmad)
Kesembilan perempuan yang meninggal karena melahirkan
Ini berdasarkan hadits yang diberitakan dari Ubadah  ibnush Shamit radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi  wassalam menjenguk Abdullah bin Rawahah yang tidak bisa beranjak dari  pembaringannya, kemudian beliau bertanya : “Tahukah kalian siapa  syuhada dari ummatku? orang-orang yang ada menjawab: Muslim yang mati  terbunuh” beliau bersabda: Kalau hanya itu para syuhada dari ummatku  hanya sedikit. Muslim yang mati terbunuh adalah syahid, dan mati karena  penyakit kolera adalah syahid, begitu pula perempuan yang mati karena  bersalin adalah syahid (anaknya yang akan menariknya dengan tali  pusarnya ke surga)” (HR. Ahmad, Darimi, dan ath-Thayalusi) menurut  Imam Ahmad ada periwayatan seperti itu melalui jalur sanad lain dalam  Musnad-nya.
kesepuluh, mati terbakar.
kesebelas, mati karena penyakit busung perut
Tentang kedua hal ini banyak sekali riwayat, dan yang paling masyhur adalah dari Jabir bin Atik secara
marfu’: “Para syuhada ada 7: mati terbunuh dijalan Allah, karena penyakit kolera adalah syahid,mati tenggelam adalah syahid,karena busung lapar adalah syahid, karena penyakit perut keracunan adalah syahid,karena terbakar adalah syahid, dan yang mati karena tertimpa reruntuhan(bangunan atau tanah
longsor) adalah syahid, serta wanita yang mati pada saat mengandung adalah syahid.” (HR. Imam Malik, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu MAjah dan Ahmad)
marfu’: “Para syuhada ada 7: mati terbunuh dijalan Allah, karena penyakit kolera adalah syahid,mati tenggelam adalah syahid,karena busung lapar adalah syahid, karena penyakit perut keracunan adalah syahid,karena terbakar adalah syahid, dan yang mati karena tertimpa reruntuhan(bangunan atau tanah
longsor) adalah syahid, serta wanita yang mati pada saat mengandung adalah syahid.” (HR. Imam Malik, Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu MAjah dan Ahmad)
Keduabelas, mati karena penyakit Tubercolosis (TBC)
Ini berdasarakan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam: “Mati di jalan Allah adalah syahid, dan perempuan yang mati ketika tengah melahirkan adalah syahid, mati karena terbakar adalah syahid, mati karena tenggelam adalah syahid, mati karena penyakit TBC adalah syahid, dan mati karena penyakit perut adalah
syahid.” (HR.Thabrani)
Ini berdasarakan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam: “Mati di jalan Allah adalah syahid, dan perempuan yang mati ketika tengah melahirkan adalah syahid, mati karena terbakar adalah syahid, mati karena tenggelam adalah syahid, mati karena penyakit TBC adalah syahid, dan mati karena penyakit perut adalah
syahid.” (HR.Thabrani)
Ketigabelas, mati karena mempertahankan harta dari perampok
Dalam hal ini banyak sekali haditsnya, diantaranya sebagai berikut:
Dalam hal ini banyak sekali haditsnya, diantaranya sebagai berikut:
1. “Barangsiapa yang mati karena mempertahankan  hartanya (dalam riwayat lain; Barang siapa menuntut hartanya yang  dirampas lalu ia terbunuh) adalah syahid” (HR. Bukhari, Muslim, Abu DAud, an-Nasa’i, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
2. Abu Hurairah berkata, seorang laki-laki datang  kepada Nabi seraya berkata: “Ya, Rasulullah, beritahukanlah kepadaku  bagaimana bila ada seseorang yang datang dan akan merampas hartaku.”  Beliau menjawab: ‘jangan engkau berikan’ Ia bertanya; bagaimana kalau ia  membunuhku?
Beliau menjawab; Engkau mati syahid. Orang itu bertanya kembali, Bagaimana kalau aku yang membunuhnya?
beliau menjawab; ia masuk neraka.” (HR. Imam Muslim, an-Nasa’i dan Ahmad)
Beliau menjawab; Engkau mati syahid. Orang itu bertanya kembali, Bagaimana kalau aku yang membunuhnya?
beliau menjawab; ia masuk neraka.” (HR. Imam Muslim, an-Nasa’i dan Ahmad)
3. Mukhariq berkata, seorang laki-laki datang kepada Nabi dan berkata :
“Ada seorang laki-laki hendak merampas hartaku,  beliau bersabda: Ingatkan dia akan Allah. Orang itu bertanya: bila tetap  saja tak mau berdzikir? Beliau menjawab:
Mintalah tolong orang di sekitarmu dalam mengatasinya. Orang itu bertanya lagi : Bila tidak saya dapati di sekitarku seorangpun? Beliau menjawab: Serahkan dan minta tolonglah kepada penguasa. Ia bertanya: Bila penguasa itu jauh tempatnya dariku? Beliau bersabda: Berkelahilah dalam membela hartamu hingga kau mati dan menjadi syahid atau mencegah hartamu dirampas.” (HR. An-Nasa’i, dan Ahmad)
Mintalah tolong orang di sekitarmu dalam mengatasinya. Orang itu bertanya lagi : Bila tidak saya dapati di sekitarku seorangpun? Beliau menjawab: Serahkan dan minta tolonglah kepada penguasa. Ia bertanya: Bila penguasa itu jauh tempatnya dariku? Beliau bersabda: Berkelahilah dalam membela hartamu hingga kau mati dan menjadi syahid atau mencegah hartamu dirampas.” (HR. An-Nasa’i, dan Ahmad)
Keempat belas dan kelima belas, mati dalam membela agama dan jiwa.
Dalam hal ini ada dua riwayat hadits sebagai berikut:
Dalam hal ini ada dua riwayat hadits sebagai berikut:
1.”Barangsiapa mati terbunuh dalam membela  hartanya maka ia mati syahid, dan siapa saja yang mati dalam membela  keluarganya maka ia mati syahid, dan barang siapa yang mati dalam rangka  membela agama (keyakinannya) maka ia mati syahid, dan siapa saja yang  mati mempertahankan darah (jiwanya) maka ia syahid” (HR. Abu Daud, an-Nasa’i, at-tirmidzi, dan Ahmad)
2. “Barangsiapa mati dalam rangka menuntut haknya maka ia mati syahid” (HR. An-Nasa’i)
Keenam belas, mati dalam berjaga-jaga (waspada) dijalan Allah.
Dalam hal ini ada dua hadits dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam :
Dalam hal ini ada dua hadits dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam :
1. “Berjaga-jaga (waspada) di jalan Allah sehari  semalam adalah lebih baik daripada berpuasa selama sebulan dengan  mendirikan (shalat) pada malam harinya. Apabila ia mati, maka  mengalirkan pahala amalannya yang dahulu dilakukannya dan juga rezekinya  serta aman dari siksa kubur (fitnah kubur)” (HR. Imam Muslim, an-Nasa’i, Tirmidzi, Hakim dan Ahmad)
2. “Setiap orang yang meninggal akan disudahi  amalannya kecuali orang yang mati dalam berjaga-jaga di jalan Alllah,  maka amalannya dikembangkan hingga tiba hari kiamat nanti serta terjaga  dari fitnah kubur.” (HR. ABu Daud, Tirmidzi, Hakim, dan Ahmad)
Ketujuh belas, orang yang meninggal pada saat mengerjakan amal shaleh.
Ini berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam: “Barangsiapa mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’ dengan berharap akan keridhaan Allah, dan diakhir hidupnya mengucapkannya, maka ia akan masuk surga. Dan, barangsiapa yang berpuasa sehari mengharap keridhaan Allah kemudian mengakhiri hidupnya dengannya (puasa), maka ia masuk surga. Dan barangsiapa bersedekah mencari ridha Allah dan menyudahinya dengan (sedekah) maka ia akan masuk surga” (HR. Ahmad)
Ini berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam: “Barangsiapa mengucapkan ‘laa ilaaha illallah’ dengan berharap akan keridhaan Allah, dan diakhir hidupnya mengucapkannya, maka ia akan masuk surga. Dan, barangsiapa yang berpuasa sehari mengharap keridhaan Allah kemudian mengakhiri hidupnya dengannya (puasa), maka ia masuk surga. Dan barangsiapa bersedekah mencari ridha Allah dan menyudahinya dengan (sedekah) maka ia akan masuk surga” (HR. Ahmad)
Tammat walhamdulillahi rabbil alamiin.  Mudah-mudahan Allah menjadikan akhir hidup kita husnul khatimah dan  memasukkannya dalam golongan orang-orang yang mati syahid amin.
——–
Sumber : dudung.net, dikutip dari kitab “Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah ” hal:52-55 M. Nashiruddin Al-Albani, Gema Insani Press, Jakarta,1999
Sumber : dudung.net, dikutip dari kitab “Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah ” hal:52-55 M. Nashiruddin Al-Albani, Gema Insani Press, Jakarta,1999
