Kategori

Orang yang Paling Kuat Menurut Rasulullah SAW

By On Desember 31, 2020



Bukan yang kekar atau pandai berkelahi 


Inilah orang yang paling kuat menurut Rasulullah SAW. Selain itu, dijanjikan surga dan banyak kebaikan untuk mereka yang bisa melakukannya. Berikut dalil dan penjelasannya.


Bagi Nabi Muhammad SAW, orang yang kuat bukanlah mereka yang punya kekuatan super. Bukan orang yang punya otot kawat tulang besi. 


Bukan mereka yang pandai berkelahi atau jago ilmu bela diri. Melainkan dia yang bisa menahan hawa nafsu. 


Oleh sebab itu, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk menahan hawa nafsu saat sedang marah. 


Bahkan orang yang bisa menahan hawa nafsunya saat marah dikategorikan sebagai orang yang kuat. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat al-Bukhari bahwa:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ


Artinya:


“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah.’” (HR: Bukhari)


Dalam riwayat lain dari Yahya bin Yusuf dikatakan seorang laki laki, bernama Jariyah bin Qudamah, datang kepada Nabi untuk meminta wasiat. 


“Tunjukan aku amal yang membuatku masuk surga.” Lalu Nabi Muhammad SAW menjawab, “jangan marah” dan mengulangnya hingga beberapa kali. 

Tak bisa dipungkiri bahwa menahan marah adalah hal yang sulit. Meski begitu, kita dianjurkan untuk sebisa mungkin harus mampu menahan marah. 


Hal ini dikarenakan, banyak keburukan dan kerusakan yang terjadi karena manusia tidak mampu menahan amarahnya. 


Imam al-Baidhawi mengungkapkan bahwa semua kerusakan yang dilakukan oleh manusia disebabkan oleh syahwat dari amarahnya.


Dalam kitab Fathul Bari dijelaskan, bahwa orang marah terlihat dari lahir dan batinnya. 


Dimana raut muka wajahnya yang merah, lisannya juga penuh cacian, begitu juga batinnya dipenuhi dengan hasud dan dengki.


Maka dari itu, menurut Ibnu Battal, melawan hawa nafsu itu lebih susah dibandingkan melawan musuh bebuyutan sekalipun. 


Dengan ini kita harus benar-benar menjaga hawa nafsu ketika marah karena hanya akan menyesal pada akhirnya dan membuat malu diri sendiri.

Ganjaran untuk Mereka yang Mampu Menahan Amarah 


Allah SWT menjanjikan ganjaran kepada orang yang bisa menahan amarahnya. Sebagaimana riwayat dari Muadz bin Anas Al-Juhani ra, Rasulullah SAW bersabda,


مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ


“Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani).


لا تغضب ولك الجنة


“Jangan marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749).

Sikap yang Tepat Saat Marah 


Membaca doa 

Mua’adz bin Jabal ra kemudian melaporkan bahwa Rasulullah SAW melihat dua orang lelaki yang saling mencela. Salah satu diantara keduanya aterlihat marah. 


Melihat itu, Rasulullah SAW bersabda, “Aku mengetahui sebuah kalimat yang jika dibaca akan menghilangkan amarah. Muadz bertanya, “Kalimat apakah itu wahai Rasulullah?” 


Beliau berkata, “Allahumma inni a’udzubika min asy-syaithan ar-rajim. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari godaan setan yang terkutuk).”


Berwudhu 

Sementara itu, di saat yang lain Rasulullah SAW bersabda, “Marah itu berasal dari setan. Sementara setan diciptakan dari api dan api hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena itu, jika di antara kalian ada yang marah segeralah berwudhu.” (HR. Ahmad bin Hanbal)


Duduk dan berbaring

Abu Dzar al-Ghifari melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada di antara kalian yang marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Apabila kemarahan tersebut belum juga reda, berbaringlah.” (HR. Ahmad bin Hanbal)


Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==